UA-42334843-1

Jumat, 05 Juli 2013

Alur Kerja Intervensi Fisioterapi



Idealnya, sebelum memulai program fisioterapi, keadaan klinis penderita harus dinilai terlebih dahulu oleh dokter dengan berbagai pemeriksaan penunjang. Dokter kemudian menegakkan diagnosis serta menentukan tujuan fisioterapi kemudian merujuk penderita kepada ahli fisioterapi untuk menerima intervensi fisioterapi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ahli fisioterapi kemudian akan menilai ulang diagnosis dan bila memungkinkan memeriksa kembali riwayat medis (rekam medis) terutama yang menggambarkan perjalanan penyakit serta riwayat pengobatan.
Pada kasus gangguan neuro-musculoskeletal, ahli fisioterapi kemudian harus mengukur kekuatan, fleksibilitas, kapasitas gerak sendi, ketahanan fisik dan postur. Pada tahap selanjutnya, ahli fisioterapi memilih teknik yang sesuai dengan tujuan terapi, indikasi dan hasil pemeriksaan fisik yang ditemukan pada penderita. Teknik fisioterapi yang dipergunakan biasanya meliputi gabungan beberapa teknik yang dianggap dapat menimbulkan kemanfaatan yang sebesarbesarnya bagi penderita. Secara umum, exercise therapy merupakan teknik yang paling sering dipergunakan diikuti dengan manual therapy, sedangkan thermotherapy,cryotherapy, hydrotherapy, ultrasound therapy dan electrotherapy dipergunakan sebagai terapi tambahan. Keterangan yang harus diperoleh pada saat anamnesis keluhan antara lain meliputi :
Deskripsi nyeri
Tempat terjadinya nyeri
Durasi atau waktu terjadinya nyeri
Riwayat nyeri
Sifat nyeri
Apakah gerakan mempengaruhi rasa sakit
Apakah gerakan mengalami hambatan

Pada pemeriksaan fisik, seorang ahli fisioterapi harus menguji jangkauan gerak, kekuatan, dan fleksibilitas otot. Keseimbangan, postur dan ketahanan fisik juga dapat diperiksa dengan berbagai metode. Pemeriksaan fisik juga mengamati kelainan atau keterbatasan mobilitas. Selain pemeriksaan fisik, pada beberapa kasus, ahli fisioterapi memerlukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan rontgen, goniometer dan sebagainya. Setelah pemeriksaan fisik dilakukan, ahli fisioterapi kemudian meringkas diagnosis, rencana, tujuan serta metode fisioterapi, melaksanakan terapi dan mengevaluasi hasil terapi. Hasil evaluasi dapat dipergunakan sebagai indikasi menghentikan terapi apabila target terapi sudah dicapai. Apabila target terapi belum tercapai dilakukan penyusunan rencana ulang terapi, dan seterusnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar