UA-42334843-1

Jumat, 05 Juli 2013

Jenis Layanan Fisioterapi


Secara garis besar, layanan fisioterapi meliputi layanan fisioterapi musculoskeletal, kardiopulmoner dan integumentum. Pada Artikel ini layanan fisioterapi terutama ditujukan pada terapi gangguan musculoskeletal.

A. Fisioterapi Musculoskeletal (Orthopaedic)
Fisioterapi musculoskeletal (orthopaedic) bertujuan untuk mendiagnosis danmenangani gangguan musculoskeletal. Beberapa modalitas yang dipergunakan meliputi exercise therapy (latihan kekuatan, kontrol,fleksibilitas dan ketahanan, manual therapy, soft tissue massage, cryotherapy, heattherapy, iontophoresis, phonophoresiss danelectrotherapy. Gangguan musculoskeletal yang dapat terjadi pada anak secara kongenital (yang terjadi pada proses kelahiran) yang dapat ditangani dengan fisioterapi antara lain keterlambatan perkembangan, cerebral palsy, distrofi otot, skoliosis, nyeri dan kelemahan otot tungkai. Cedera neuro-musculoskeletal akut sering ditandai dengan tanda-tanda kardinal radang seperti kemerahan (rubor), panas (kalor), benjolan (tumor), nyeri (dolor), dan penurunan fungsi (function leissa). Dua kondisi terakhir berupa nyeri dan penurunan fungsi ini dan sering menjadi penyebab utama seseorang mencari pertolongan medis. Nyeri merupakan pengalaman sensoris yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan fisiologis jaringan. Walaupun demikian nyeri dapat pula dicetuskan oleh pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan. Fisioterapi terutama ditujukan untuk
mengatasi nyeri yang disebabkan oleh gangguan fisiologis. Aspek fisiologis yang sering menyertai nyeri adalah kerusakan jaringan, pengurangan jangkauan gerak (range of motions), radang (inflamasi), anoxia/iskemia (gangguan aliran darah) serta pembengkakan (edema). Jangkauan gerak (range of motion /ROM) merupakan istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan jarak dan arah gerak suatu area persendian dalam tubuh. Penurunan ROM dapat diakibatkan oleh cedera maupun dapat pula disebabkan oleh proses penuaan. Ketika gangguan persendian sampai pada tahap kronis (misalnya pada nyeri punggung bawah), pengurangan ROM secara alamiah dilakukan oleh tubuh untuk mengurangi rasa nyeri, menghindari kerusakan lebih lanjut, menjaga agar jaringan yang sedang diupayakan penyembuhannya tersebut tidak mengalami tekanan fisik yang berat yang dimaksudkan untuk mempercepat proses penyembuhan. Walaupun demikian apabila pengurangan ROM ini berlangsung dalan jangka waktu yang lama sedangkan proses penyembuhan tidak terjadi secara sempurna, dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti terjadinya kelainan gerak yang permanen. Oleh karenanya pada kondisi kronis seperti ini fisioterapi sebaiknya ditujukan agar meminimalkan kelainan gerak, memperbaiki ROM, mempercepat dan membantu proses penyembuhan, meningkatkan kekuatan dan kontrol otot, memperbaiki postur dan keseimbangan, meningkatkan kemampuan untuk aktivitas sehari-hari maupun aktivitas kerja (occupational therapy) serta memberikan penyuluhan kepada penderita maupun keluarganya tentang kondisi gangguan serta manfaat fisioterapi.
Pada kasus sakit yang kronis, gerakan tidak normal yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akan ikut menyebabkan terjadinya nyeri. Sebagai contoh: gerakan berulang dapat menyebabkan turunnya flexibilitas, kekakuan sendi dan atrophy otot. Terapi fisik dapat memperbaiki gerakan dan mengajari penderita bagaimana cara menghindari kerusakan yang lebih parah.
Beberapa keadaan yang dapat diatasi dengan fisioterapi antara lain adalah :
a. Nyeri punggung
Nyeri punggung merupakan gangguan yang sering memerlukan penanganan fisioterapi. Penyebabnya antara lain: herniasi diskus, scatia,gangguan penurunan fungsi tulang.

b. Nyeri leher.
Nyeri leher yang terjadi dapat berupa whisplash atau syaraf terjepit di
tulang leher dapat menyebabkan nyeri leher.

c. Nyeri lutut.
Nyeri lutut yang terjadi antara lain berupa cedera pada anterior cruciate ligamen (ACL) yang merupakan cedera lutut pada olahraga yang paling seringterjadi. Cedera pada menisci (cartilage pads) juga sering terjadi.

d. Radang Sendi (Arthritis)
Radang sendi (arthritis) yang sering terjadi meliputi osteoarthritis dan rheumatoid arthritis. Kondisi ini sering terjadi di tangan, jari, lutut, dan pinggang.

e. Nyeri bahu.
Nyeri bahu yang sering terjadi antara lain meliputi bahu membeku (frozen
shoulder) adalah istilah yang digunakan untuk mengambarkan kaku sendi bahu yang berakibat berkurangnya keleluasaaan gerak dari bahu tersebut. Pada kasus yang umum terjadi, kondisi ini bisa berubah, meskipun penanganan sudah dilakukan untuk beberapa bulan. Cedera pada rotator cuff (otot yang menempel pada tulang lengan atas) dan shoulder impingement syndrome (gejala yang timbul yang berasal dari tekanan pada rotator cuff tendons) dan subacromial bursa (cairan yang mengisi kantong yang memisahkan tulang dari sendi bahu) juga sering terjadi.

f. Tendinitis (Radang tendon).
Penyebab yang umum terjadi pada tendinitis adalah penggunaan yang berlebihan. Daerah yang sering mengalami bursitis adalah tangan, siku, dan lutut.

g. Nyeri siku.
Nyeri siku yang sering terjadi disebabkan oleh tendinitis. Bentuk nyeri
siku dapat berupa sebagai tennis elbow (lateral epicondylitis) ketika terjadi cedera pada tendon bagian luar dan golfer elbow (medial epicondylitis) ketika terdapat cedera pada tendon bagian dalam.

h. Bursitis (Radang Bursa).
Bursa merupakan cairan antara tendon dan tulang yang memiliki fungsi sebagai pelapis untuk merngurangi gesekan antara jaringan yang ada di dalam tubuh. Terdapat 160 bursa di dalam tubuh, letaknya terdapat pada sekitar lengan, siku, punggung dan lutut. Biasanya bursitis terletak di lengan.

i. Complex regional pain syndrome
Merupakan kondisi kronis yang bisa terjadi setelah cedera pada lengan atau kaki. Hal ini sering digambarkan sebagai sensasi seperti terbakar yang kadang melebihi rasa nyeri pada saat pertama kali timbul cedera.

j. Myofascial pain syndrome (MPS).
MPS merupakan sebuah kondisi kronis yang berefek pada fascia (jaringan penghubung yang melindungi otot), bisa berupa otot atau kumpulan otot. Hal ini bias disebabkan oleh adanya cedera atau tarikan yang berlebihan pada beberapa daerah di sekitar tubuh.

k. Gangguan sendi temporomandibular (sendi rahang).
Sendi temporomandibular menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak. Sendi ini lebih banyak digunakan daripada sendi yang lainnya pada tubuh sehingga sering mengalami gangguan


B. Fisioterapi Gangguan Kardiopulmoner
Fisioterapi kardiopulmonary menangani masalah kardiopulmoner seperti asthma, pneumonia jenis Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD), cystic fibrosis (CF) dan paska infark myocard. Fisioterapi ini dapat dilakukan pada semua umur. Metode fisioterapi ini sangat baik untuk menangani gangguan fisiologis non-organ pada sistem kardiopulmoner. Berbagai jenis teknik ini pada rumah sakit sudah dimasukkan dalam standard pelayanan gangguan sistem kardiopulmoner

C. Fisioterapi Gangguan Integumentum
Jenis fisioterapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan kulit dan organ-organ lain yang berhubungan. Intervensi terapi meliputi pembersihan luka serta pencegahan parut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar