UA-42334843-1

Jumat, 05 Juli 2013

Patofisiologi dan Diagnosis Cedera Olahraga



Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga. Seorang pelatih dan atlet perlu memiliki pengetahuan tentang jenis cedera, penyebab cedera, pencegahan cedera dan prinsip penanganan cedera agar dapat melakukan penanganan awal dan proses pengawasan cedera olahraga. Secara umum patofisiologi terjadinya cedera berawal dari ketika sel mengalami kerusakan, sel akan mengeluarkan mediator kimia yang merangsang terjadinya peradangan.
Mediator tadi antara lain berupa histamin, bradikinin, prostaglandin dan leukotrien. Mediator kimiawi tersebut dapat menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah serta penarikan populasi sel sel kekebalan pada lokasi cedera. Secara fisiologis respon tubuh tersebut dikenal sebagai proses peradangan. Proses peradangan ini kemudian berangsur-angsur akan menurun sejalan dengan terjadinya regenerasi proses kerusakan sel atau jaringan tersebut. Diagnosis cedera ditegakkan berdasarkan gejala, keterangan dari penderita mengenai aktivitas yang dilakukannya dan hasil pemeriksaan fisik.

a. Gejala Cedera Olahraga
Tanda akut cedera olahraga yang umumnya terjadi adalah tanda respon
peradangan tubuh berupa tumor (pembengkakaan), kalor (peningkatan suhu), rubor (warna merah), dolor (nyeri) dan functio leissa (penurunan fungsi). Nyeri pertama kali muncul sesaat ketika serat-serat otot atau tendon mulai mengalami kerusakan yang kemudian terjadi iritasi syaraf. Apabila tanda peradangan awal cukup hebat, biasanya rasa nyeri masih dirasakan sampai beberapa hari setelah onset cedera. Kelemahan fungsi berupa penurunan kekuatan dan keterbatasan jangkauan gerak juga sering dijumpai.

b. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk melengkapi informasi yang diperoleh dari anamnesis (wawancara dengan penderita) serta pemeriksaan fisik. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dapat berupa CT scan MRI, artroskopi, elektromyografi dan foto rontgen.Penanganan cedera tergantung pada jenis cedera dan tahap peradangan yangterjadi. Ketepatan diagnosis jenis cedera beserta tahap proses peradangan yang terjadi(akut, sub akut maupun kronis) merupakan hal yang sangat berpengaruh padakeberhasilan terapi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar