Idealnya, sebelum memulai program fisioterapi, keadaan klinis
penderita harus dinilai terlebih dahulu oleh dokter dengan berbagai pemeriksaan
penunjang. Dokter kemudian menegakkan diagnosis serta menentukan tujuan
fisioterapi kemudian merujuk penderita kepada ahli fisioterapi untuk menerima
intervensi fisioterapi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Ahli
fisioterapi kemudian akan menilai ulang diagnosis dan bila memungkinkan
memeriksa kembali riwayat medis (rekam medis) terutama yang menggambarkan
perjalanan penyakit serta riwayat pengobatan.
Pada kasus gangguan neuro-musculoskeletal,
ahli fisioterapi kemudian harus mengukur kekuatan, fleksibilitas, kapasitas
gerak sendi, ketahanan fisik dan postur. Pada tahap selanjutnya, ahli
fisioterapi memilih teknik yang sesuai dengan tujuan terapi, indikasi dan hasil
pemeriksaan fisik yang ditemukan pada penderita. Teknik fisioterapi yang
dipergunakan biasanya meliputi gabungan beberapa teknik yang dianggap dapat
menimbulkan kemanfaatan yang sebesarbesarnya bagi penderita. Secara umum, exercise therapy merupakan
teknik yang paling sering dipergunakan diikuti dengan manual therapy,
sedangkan thermotherapy,cryotherapy, hydrotherapy, ultrasound therapy dan electrotherapy
dipergunakan sebagai terapi tambahan. Keterangan
yang harus diperoleh pada saat anamnesis keluhan antara lain meliputi :
• Deskripsi nyeri
• Tempat terjadinya nyeri
• Durasi atau waktu terjadinya nyeri
• Riwayat nyeri
• Sifat nyeri
• Apakah gerakan mempengaruhi rasa sakit
• Apakah gerakan mengalami hambatan
Pada pemeriksaan fisik, seorang ahli fisioterapi harus
menguji jangkauan gerak, kekuatan, dan fleksibilitas otot. Keseimbangan, postur
dan ketahanan fisik juga dapat diperiksa dengan berbagai metode. Pemeriksaan
fisik juga mengamati kelainan atau keterbatasan mobilitas. Selain pemeriksaan
fisik, pada beberapa kasus, ahli fisioterapi memerlukan pemeriksaan penunjang
seperti pemeriksaan rontgen, goniometer dan sebagainya. Setelah pemeriksaan
fisik dilakukan, ahli fisioterapi kemudian meringkas diagnosis, rencana, tujuan
serta metode fisioterapi, melaksanakan terapi dan mengevaluasi hasil terapi.
Hasil evaluasi dapat dipergunakan sebagai indikasi menghentikan terapi apabila
target terapi sudah dicapai. Apabila target terapi belum tercapai dilakukan penyusunan
rencana ulang terapi, dan seterusnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar