Cedera olahraga adalah cedera pada sistem integumen, otot
dan rangka tubuh yang disebabkan oleh kegiatan olah raga. Seorang pelatih dan
atlet perlu memiliki pengetahuan tentang jenis cedera, penyebab cedera,
pencegahan cedera dan prinsip penanganan cedera agar dapat melakukan penanganan
awal dan proses pengawasan cedera olahraga. Secara umum patofisiologi
terjadinya cedera berawal dari ketika sel mengalami kerusakan, sel akan
mengeluarkan mediator kimia yang merangsang terjadinya peradangan.
Mediator
tadi antara lain berupa histamin, bradikinin, prostaglandin dan leukotrien.
Mediator kimiawi tersebut dapat menimbulkan vasodilatasi pembuluh darah serta
penarikan populasi sel sel kekebalan pada lokasi cedera. Secara fisiologis
respon tubuh tersebut dikenal sebagai proses peradangan. Proses peradangan ini
kemudian berangsur-angsur akan menurun sejalan dengan terjadinya regenerasi
proses kerusakan sel atau jaringan tersebut. Diagnosis cedera ditegakkan
berdasarkan gejala, keterangan dari penderita mengenai aktivitas yang
dilakukannya dan hasil pemeriksaan fisik.
a. Gejala Cedera Olahraga
Tanda akut cedera olahraga yang umumnya terjadi adalah tanda
respon
peradangan tubuh berupa tumor
(pembengkakaan), kalor (peningkatan
suhu), rubor (warna merah), dolor
(nyeri) dan functio leissa (penurunan
fungsi). Nyeri pertama kali muncul sesaat ketika serat-serat otot atau tendon mulai
mengalami kerusakan yang kemudian terjadi iritasi syaraf. Apabila tanda peradangan
awal cukup hebat, biasanya rasa nyeri masih dirasakan sampai beberapa hari setelah
onset cedera. Kelemahan fungsi berupa penurunan kekuatan dan keterbatasan
jangkauan gerak juga sering dijumpai.
b. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan diagnostik dilakukan untuk melengkapi informasi
yang diperoleh dari anamnesis (wawancara dengan penderita) serta pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan dapat berupa CT scan MRI, artroskopi,
elektromyografi dan foto rontgen.Penanganan cedera tergantung pada jenis cedera
dan tahap peradangan yangterjadi. Ketepatan diagnosis jenis cedera beserta
tahap proses peradangan yang terjadi(akut, sub akut maupun kronis) merupakan hal
yang sangat berpengaruh padakeberhasilan terapi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar