Beberapa teknik fisioterapi yang sering dipergunakan
meliputi :
A. Exercise therapy (Terapi latihan).
Teknik fisioterapi ini merupakan teknik fisioterapi yang
paling sering dipergunakan terutama pada keadaan kronis. Pada penggunaannya,
jenis, frekuensi,intensitas dan durasi latihan ditentukan berdasarkan pemeriksaan
fisik. Jenis latihan yang dapat dilakukan berupa latihan isometric, isotonic, aerobik
maupun latihan akuatik.
Jenis-jenis latihan ini biasanya bertujuan untuk
memperbaiki jangkauan gerak, meningkatkan kekuatan, koordinasi, ketahanan,
keseimbangan dan postur. Latihan dapat dilakukan secara aktif dimana penderita
mengontrol sendiri gerakannya tanpa bantuan orang lain ataupun pasif dimana
gerakan dilakukan berdasarkan bantuan dari ahli fisioterapi. Terapi latihan
dapat dilakukan pada fase rehabilitasi berbagai jenis kelainan seperti stroke, penggantian
sendi maupun penuaan.
B. Manipulation/ Manual therapy.
Berbagai teknik terapi manipulasi dapat dilakukan untuk
menghasilkan gerakan pasif. Teknik ini meliputi terapi gerak dan massage (pijat).
Dewasa ini teknik massage yang paling sering dipergunakan adalah teknik Sweden,
walaupun demikian, berbagai jenis lain juga mulai sering dipergunakan meliputi neuro-developmental treatment untuk mengatasi gangguan neuromuskular serta akupressure.
Manipulation therapy terutama ditujukan untuk mengurangi nyeri dan meningkatkan
fleksibilitas sendi.
C. Thermotherapy (Heat therapy / Terapi
Panas).
Thermotherapy merupakan
terapi dengan menggunakan suhu panas biasanya dipergunakan dengan kombinasi
dengan modalitas fisioterapi yang lain seperti exercise dan manual therapy.
Udara lembab yang hangat dapat dipergunakan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri
otot. Heat therapy dapat dilakukan dengan mempergunakan berbagai cara, antara
lain dengan menggunakan kantung panas (hot
packs), handuk hangat, botol air panas, alat
ultrasound, alat infra-red dan bak parafin cair. Terapi ini juga dapat dikombinasikan
dengan hydrotherapy karena air yang hangat dapat mengendurkan otot, sendi serta
meningkatkan jangkauan sendi.
D. Coldtherapy (Terapi Dingin).
Aplikasi dingin pada area radang dapat mengurangi kepekaan
syaraf yang pada gilirannya akan mengurangi rasa nyeri. Metode ini paling
sering dipergunakan pada keadaan akut sebagai bagian dari sistem RICE (Rest-Ice-Compression-Elevation). Metode ini dapat dilakukan dengan mempergunakan es atau
sprai vapocoolant.
E. Electrotherapy
Electrotherapy merupakan
terapi dengan mempergunakan impuls listrik untuk menstimulasi saraf motorik
ataupun untuk memblok saraf sensorik. Salah satu jenis electrotherapy yang
sering dipergunakan untuk pengobatan adalah transcutaneous electro nerve stimulation (TENS). TENS mempergunakan listrik bertegangan rendah yang
disuplai dari suatu alat portable bersumber daya baterai. Dua elektroda pada alat ini dihubungkan
pada bagian yang nyeri sehingga bagian tersebut teraliri impuls listrik yang akan
menjalar pada serabut saraf untuk mengurangi kepekaan terhadap rangsang nyeri. Alat
ini sering dipergunakan untuk mengatasi nyeri pada tendonitis dan
bursitis. Selain TENS, shortwave
diathermy sering juga dipergunakan dalam praktek
fisioterapi. Alat ini mempergunakan arus listrik frekuensi tinggi untuk
meningkatkan suhu pada kulit. Bagian-bagian tubuh yang besar seperti punggung
dan pinggang dapat diterapi dengan shortwave
diathermy karena penetrasi suhu dapat lebih dalam
daripada mempergunakan metode terapi panas non-electric
F. Iontophoresis dan Phonophoresis
Ionthoporesis merupakan
usaha memasukkan obat dalam jaringan dengan mempergunakan bantuan arus listrik
sedangkan phonophoresis merupakan usaha memasukkan obat dalam jaringan dengan
mempergunakan bantuan ultrasound. Metode ini sering digunakan untuk menangani nyeri leher,
nyeri punggung dan radang sendi.
G. Traksi
Traksi merupakan prosedur koreksi neuro-muskulo-skeletal seperti
patah tulang, dislokasi dan kekakuan otot dengan mempergunakan alat yang
berfngsi sebagai penarik. Terapi ini juga sering mempergunakan beban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar