Secara garis besar, layanan fisioterapi meliputi
layanan fisioterapi musculoskeletal, kardiopulmoner dan integumentum. Pada
Artikel ini layanan fisioterapi terutama ditujukan pada terapi gangguan musculoskeletal.
A. Fisioterapi Musculoskeletal (Orthopaedic)
Fisioterapi musculoskeletal
(orthopaedic) bertujuan untuk mendiagnosis danmenangani gangguan musculoskeletal. Beberapa modalitas yang dipergunakan meliputi exercise therapy (latihan kekuatan, kontrol,fleksibilitas dan
ketahanan, manual therapy, soft tissue massage, cryotherapy, heattherapy, iontophoresis, phonophoresiss danelectrotherapy. Gangguan musculoskeletal yang dapat terjadi pada anak secara kongenital (yang
terjadi pada proses kelahiran) yang dapat ditangani dengan fisioterapi antara
lain keterlambatan perkembangan, cerebral palsy, distrofi otot, skoliosis, nyeri dan kelemahan otot tungkai. Cedera neuro-musculoskeletal akut sering
ditandai dengan tanda-tanda kardinal radang seperti kemerahan (rubor), panas (kalor), benjolan (tumor), nyeri (dolor), dan penurunan fungsi (function leissa). Dua kondisi terakhir berupa nyeri dan penurunan
fungsi ini dan sering menjadi penyebab utama seseorang mencari pertolongan
medis. Nyeri merupakan pengalaman sensoris yang tidak menyenangkan yang
berkaitan dengan kerusakan fisiologis jaringan. Walaupun demikian nyeri dapat
pula dicetuskan oleh pengalaman psikologis yang tidak menyenangkan. Fisioterapi
terutama ditujukan untuk
mengatasi nyeri yang disebabkan oleh gangguan fisiologis.
Aspek fisiologis yang sering menyertai nyeri adalah kerusakan jaringan,
pengurangan jangkauan gerak (range of motions), radang
(inflamasi), anoxia/iskemia (gangguan aliran darah) serta pembengkakan (edema).
Jangkauan gerak (range of motion /ROM) merupakan
istilah yang dipergunakan untuk menggambarkan jarak dan arah gerak suatu area
persendian dalam tubuh. Penurunan ROM dapat diakibatkan oleh cedera maupun
dapat pula disebabkan oleh proses penuaan. Ketika gangguan persendian sampai
pada tahap kronis (misalnya pada nyeri punggung bawah), pengurangan ROM secara
alamiah dilakukan oleh tubuh untuk mengurangi rasa nyeri, menghindari kerusakan
lebih lanjut, menjaga agar jaringan yang sedang diupayakan penyembuhannya
tersebut tidak mengalami tekanan fisik yang berat yang dimaksudkan untuk
mempercepat proses penyembuhan. Walaupun demikian apabila pengurangan ROM ini
berlangsung dalan jangka waktu yang lama sedangkan proses penyembuhan tidak
terjadi secara sempurna, dapat terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti
terjadinya kelainan gerak yang permanen. Oleh karenanya pada kondisi kronis
seperti ini fisioterapi sebaiknya ditujukan agar meminimalkan kelainan gerak,
memperbaiki ROM, mempercepat dan membantu proses penyembuhan, meningkatkan
kekuatan dan kontrol otot, memperbaiki postur dan keseimbangan, meningkatkan
kemampuan untuk aktivitas sehari-hari maupun aktivitas kerja (occupational therapy) serta
memberikan penyuluhan kepada penderita maupun keluarganya tentang kondisi
gangguan serta manfaat fisioterapi.
Pada kasus sakit yang kronis, gerakan tidak normal
yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akan ikut menyebabkan terjadinya
nyeri. Sebagai contoh: gerakan berulang dapat menyebabkan turunnya
flexibilitas, kekakuan sendi dan atrophy otot. Terapi fisik dapat memperbaiki gerakan dan mengajari penderita
bagaimana cara menghindari kerusakan yang lebih parah.
Beberapa keadaan yang dapat diatasi dengan fisioterapi antara lain
adalah :
a. Nyeri punggung
Nyeri punggung merupakan gangguan yang sering
memerlukan penanganan fisioterapi. Penyebabnya antara lain: herniasi diskus, scatia,gangguan penurunan fungsi tulang.
b. Nyeri leher.
Nyeri leher yang terjadi dapat berupa whisplash atau
syaraf terjepit di
tulang leher dapat menyebabkan nyeri leher.
c. Nyeri lutut.
Nyeri lutut yang terjadi antara lain berupa cedera pada anterior cruciate ligamen (ACL)
yang merupakan cedera lutut pada olahraga yang paling seringterjadi. Cedera
pada menisci (cartilage pads) juga sering terjadi.
d. Radang
Sendi (Arthritis)
Radang sendi (arthritis) yang
sering terjadi meliputi osteoarthritis
dan rheumatoid
arthritis. Kondisi ini sering terjadi di tangan,
jari, lutut, dan pinggang.
e. Nyeri bahu.
Nyeri bahu yang sering terjadi antara lain meliputi bahu
membeku (frozen
shoulder) adalah
istilah yang digunakan untuk mengambarkan kaku sendi bahu yang berakibat
berkurangnya keleluasaaan gerak dari bahu tersebut. Pada kasus yang umum
terjadi, kondisi ini bisa berubah, meskipun penanganan sudah dilakukan untuk
beberapa bulan. Cedera pada rotator cuff
(otot yang menempel pada tulang lengan
atas) dan shoulder impingement syndrome (gejala yang timbul yang berasal dari tekanan pada rotator cuff tendons) dan
subacromial bursa (cairan yang mengisi kantong yang memisahkan tulang dari
sendi bahu) juga sering terjadi.
f. Tendinitis (Radang tendon).
Penyebab
yang umum terjadi pada tendinitis adalah penggunaan yang berlebihan. Daerah yang sering
mengalami bursitis adalah tangan, siku, dan lutut.
g. Nyeri siku.
Nyeri siku yang sering terjadi disebabkan oleh tendinitis.
Bentuk nyeri
siku dapat berupa sebagai tennis
elbow (lateral
epicondylitis) ketika terjadi cedera pada tendon
bagian luar dan golfer elbow (medial epicondylitis) ketika terdapat cedera pada tendon bagian dalam.
h. Bursitis (Radang
Bursa).
Bursa merupakan cairan antara tendon dan tulang yang
memiliki fungsi sebagai pelapis untuk merngurangi gesekan antara jaringan yang
ada di dalam tubuh. Terdapat 160 bursa di dalam tubuh, letaknya terdapat pada
sekitar lengan, siku, punggung dan lutut. Biasanya bursitis terletak
di lengan.
i. Complex regional pain syndrome
Merupakan kondisi kronis yang bisa terjadi setelah cedera
pada lengan atau kaki. Hal ini sering digambarkan sebagai sensasi seperti
terbakar yang kadang melebihi rasa nyeri pada saat pertama kali timbul cedera.
j. Myofascial pain syndrome (MPS).
MPS merupakan sebuah kondisi kronis yang berefek pada fascia
(jaringan penghubung yang melindungi otot), bisa berupa otot atau kumpulan
otot. Hal ini bias disebabkan oleh adanya cedera atau tarikan yang berlebihan
pada beberapa daerah di sekitar tubuh.
k. Gangguan sendi temporomandibular (sendi rahang).
Sendi temporomandibular menghubungkan rahang bawah dengan tengkorak.
Sendi ini lebih banyak digunakan daripada sendi yang lainnya pada tubuh
sehingga sering mengalami gangguan
B. Fisioterapi Gangguan Kardiopulmoner
Fisioterapi kardiopulmonary menangani masalah kardiopulmoner
seperti asthma, pneumonia jenis Chronic
Obstructive Pulmonary Disease (COPD),
cystic fibrosis (CF) dan paska infark
myocard. Fisioterapi ini dapat dilakukan pada
semua umur. Metode fisioterapi ini sangat baik untuk menangani gangguan fisiologis
non-organ pada sistem kardiopulmoner. Berbagai jenis teknik ini pada rumah
sakit sudah dimasukkan dalam standard pelayanan gangguan sistem kardiopulmoner
C. Fisioterapi Gangguan Integumentum
Jenis fisioterapi ini ditujukan untuk mengatasi gangguan
kulit dan organ-organ lain yang berhubungan. Intervensi terapi meliputi pembersihan
luka serta pencegahan parut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar